Dinas ESDM Provinsi Riau Orientasi Ke PUSPICS UGM
- Details
- Published: Monday, 30 November -0001 00:00
- Written by Yogi Kurnia Siregar
Dalam rangka kegiatan ”Penerapan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Dukungan Data dan Pemetaan di Provinsi Riau”, Bidang Data dan Informasi Dinas ESDM Provinsi Riau pada tanggal 1-3 Juni melaksanakan orientasi kegiatan ke PUSPICS (Centre For Remote Sensing and Geographical Informasi System) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai Pengelolaan Data Penginderaan Jauh yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya mineral.
PUSPICS merupakan bagian dari Jurusan Sains Informasi Geografis dan Pengembangan Wilayah (SIG PW) Kampus UGM. Secara lebih khusus, PUSPICS terbentuk dan dikelola oleh Kelompok Bidang Keahlian Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas ESDM Prov. Riau Delpi Tresna, SH, MH, dan Staf Seksi Pengolahan Data Anton Suprojo Hadiyanto, ST dan Zulkifli, ST.
Dalam kegiatan tersebut, tim ditemui Dr. Sigit Heru Murti, S.Si, M.Si (Sekretaris PUSPICS). Dalam penjelasannya, beliau menjelaskan berbagai citra satelit, pengolahan dan pemanfaatannya untuk pengembangan sumber daya mineral. Salah satu citra satelit yang dapat digunakan untuk bahan interpretasi/ekstraksi sumber daya mineral melalui teknologi penginderaan jauh yaitu Citra Landsat.
Citra ini mempunyai 8 band atau 8 chanel spektrum yang berasal dari sensor satelit. Selain itu citra ini dapat dimanfaatkan untuk : Deteksi Panas, Deteksi Areal Basah/Rawa/Perairan, Deteksi Gambut, Deteksi Hutan Bakau, Deteksi Tutupan Lahan, Deteksi Mineral, dll.
Melalui pengolahan citra yang memiliki 8 spektrum tersebut, untuk pemanfaatan penggalian potensi sumber daya mineral dapat dilakukan penelitian tentang : Identifikasi Bahan Tambang, Identifikasi Cekungan Air tanah, Identifikasi/Pengenalan Jenis Mineral, dan Identifikasi Sebaran Batubara.
Untuk penelitian yang lebih akurat, maka interpretasi citra sebaiknya selalu diikuti dengan ground check, yaitu melakukan pengambilan sample di lapangan, baik melalui grab sample maupun pemboran inti. Dengan demikian maka penelitian yang memiliki data pemboran yang terbatas, dapat menjangkau luasan yang sangat besar dengan bantuan interpretasi citra satelite. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat menghemat waktu dan biaya survey/eksplorasi.
Citra Satelite Landsat memiliki ukuran file yang besar, sehingga tentu saja memerlukan spesifikasi komputer yang baik/handal baik dari segi hardware seperti processor dan kapasitas memori maupun software seperti Er Mapper dan ERDAS.[]
Galeri Foto dapat dilihat disini.