Listrik Sebagai Jendela Peradaban
- Details
- Published: Monday, 30 November -0001 00:00
- Written by Yogi Kurnia Siregar
Saat ini setidaknya ada 12.659 desa di Indonesia belum merasakan listrik. Hal ini membuat Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Indonesia Terang dengan target hingga akhir 2019 kelak 10.300 desa sudah terlistriki.
Mentri ESDM Sudirman Said menyampaikan, jika listrik masuk desa, pertama-tama rakyat akan mendapat akses penerangan yang lebih baik. Kegiatan belajar-mengajar bisa berlangsung siang-malam, tanpa jeda. Sesudah itu, penggunaan alat-alat rumah tangga berenergi listrik akan mempermudah hidupnya. Usaha-usaha berskala rumah tangga tumbuh. Taraf kesehatan meningkat karena semakin banyak penggunaan alat-alat kesehatan modern yang membutuhkan listrik.
“Pendeknya, listrik itu vital sebagai jendela peradaban, pendorong ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga ketahanan," tukas Menteri Sudirman. Negara, imbuhnya, lantas memfasilitasi mekanisme penyediaan infrastruktur, feed-in-tariff (FIT), dan subsidi harga untuk mendorong kelayakan ekonomi pembangunan listrik pedesaan.
“Kita perlu memberikan perhatian lebih khusus kepada masyarakat di desa-desa DTPK supaya mereka dapat segera mengenyam listrik. Tanpa kebijakan dan aksi yang berpihak padanya, mustahil listrik terakses sesuai target yang telah dicanangkan,” katanya.
Menteri Sudirman coba menyandingkannya dengan kampanye “jam bumi” (earth hour). Saat earth hour, meski hanya satu jam, masyarakat di kota-kota besar Indonesia tak sabar menanti-nanti kapan listrik menyala kembali. Bayangkan saudara-saudara kita di wilayah Indonesia timur, selama ini mereka sampai tak pernah terpikir dan tak tahu kapan listrik akan hadir di desanya.[]
Sumber : esdm.go.id