- Details
-
Published: Wednesday, 14 September 2016 08:00
-
Written by Admin Setting
EBTKE-- Rencana Umum Ketenagalistrikan (RUKN) 2015 - 2024 memproyeksikan pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 5900 megawatt (MW) per tahun sedangkan kemampuan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN pesero) sebesar 4200 MW per tahun.
Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional memproyeksikan antara lain tambahan pembangkit baru sekitar 6.2 gigawatt (GW) per tahun dam pangsa energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025 ditargetkan bisa mencapai 23 persen namun target tersebut sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan dari pembangkit berbasis energi fosil dan energi baru terbarukan.
Berdasarkan simulasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan tahun 2014 maka ditemukan guna mencapai tagret 23 persen pada tahun 2025 maka membutuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tahun 2024-2025 dengan total kapasitas 5000 MW.
Berangkat dari kenyataan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyusun Buku Putih PLTN 5000 MW.
Walaupun demikian, pengembangan energi nuklir menjadi pembangkit listrik masih menghadapi berbagai kendala dan tantangan.
Tantangan tersebut diantaranya penolakan masyarakat (resistansi tinggi) dengan masalah keamanan dan kehandalan, disamping itu diperlukan dukungan politik dan komitmen yang kuat, faktor lain perlu sosialisasi secara masif dan kurang sadarnya bahwa teknologi yang sudah terbukti dan handal dengan masa waktu kerja (life time) yang sama.
Padahal, industri dalam negeri memiliki pengalaman cukup mumpuni untuk pengembangan PLTN, semisal PT. Siemen Indonesia memiliki pengalaman dalam membuat dan memasok kondenser untuk PLTN Olkiluoto unit 3 di Finlandia dengan kapasitas daya 1.600 MWe. Seluruh fabrikasi dilakukan di Cilegon dan dikirim ke Finlandia melalui Pelabuhan Banten.
Kemudian, juga berpengalaman mengekspor komponen inner casing turbine untuk PLTN Susquehanna (USA) dan PLTN Forsmark (Swedia). Industri nasional juga memiliki kemampuan memproduksi sistem turbin-generator uap kapasitas daya hingga 18 MWe serta keterlibatan industri nasional pada pembangunan reaktor penelitian Reaktor Serba Guna, G.A. Siwabessy (RSG-GAS) adalah sebesar 35 persen.
Sumber : ebtke.esdm.go.id