- Details
-
Published: Friday, 23 September 2016 03:03
-
Written by Admin Setting
PEKANBARU - Sebanyak 15.000 orang yang bekerja pada perusahaan pengeboran minyak dan gas (migas) di Provinsi Riau belum memiliki sertifikasi kompetensi. Ini tentunya berbanding terbalik dengan kontribusi Provinsi Riau setelah puluhan tahun berkontribusi penting dalam sektor migas, namun tidak diimbangi dengan program peningkatan kemampuan.
"Untuk saat ini, ada 13 jenis profesi yang harus disertifikasi. Data terakhir yang kami miliki, ada sekitar 15ribu pekerja yang belum tersertifikasi. Sedangkan jumlah yang sudah ikut program sertifikasi baru sepuluh persen dari jumlah yang belum,"ungkap Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau, Rasidin Siregar di ruang kerja Gubernur Riau, Rabu (21/9/2016).
Dijelaskan Rasidin, belum tersertifikasinya para pekerja ini diakibatkan oleh proses panjang antrian untuk mengikuti sertifikasi. "Di Indonesia cuma ada satu tempat untuk melakukan sertifikasi, yaitu di Cepu, Jawa Tengah. Bukan mudah untuk ikut itu, selain jauh juga harus mengantri," tuturnya lagi.
Menanggapi persoalan ini, Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman menggelar pertemuan dengan Direktur SPR Nasir Day, Asosiasi Perusahaan Pengeboran Minyak Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI) , Asisten II setdaprov Riau Masperi, Kadisnakertrans Riau Rasidin Siregar dan Kadistamben Riau Syahrial Abdi.(MC Riau/rat)