- Details
-
Published: Friday, 23 September 2016 03:11
-
Written by Admin Setting
PEKANBARU - Kondisi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki oleh Provinsi Riau diakui melimpah ruah. Akan tetapi, dalam hal pengelolaannya, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Riau belum cukup mumpuni. Ini disebabkan lamanya proses sertifikasi dan pusat pengembangan kompetensi tenaga kerja.
"Peningkatan sumber daya manusia sesuai visi dan misi Riau harus melibatkan asosiasi dan perusahaan. Dalam hal kompetensi pengelolaan migas, perusahaaan di sektor migas perlu kita dorong terus untuk membantu menghasilkan tenaga kerja yang berkompeten," tutur Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Riau, Rabu (21/9/2016).
Ia pun miris mengetahui ada sebanyak 15.000 orang yang bekerja pada perusahaan pengeboran minyak dan gas (migas) di Provinsi Riau ternyata belum memiliki sertifikasi kompetensi.
"Kita ini sudah puluhan tahun berkontribusi penting dalam sektor migas. Tapi kita tidak memiliki tempat untuk melakukan sertifikasi," tuturnya.
Bertemu dengan jajaran Asosiasi Perusahaan Pengeboran Minyak Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI) dan Direktur Utama SPR Nasir Day, Andi Rachman mengapresiasi niatan membentuk pusat pengembangan kompetensi di Riau.
"Infrastruktur kita tidak kalah dengan yang ada di Cepu (Jawa Tengah). Tempat pelatihan bisa kita letakkan di Duri atau di Pekanbaru," sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau, Rasidin Siregar mengungkapkan bahwa ada sebanyak 15.000 pekerja di perusahaan pengeboran migas Riau belum tersertifikasi.
"Untuk saat ini, ada 13 jenis profesi yang harus disertifikasi. Data terakhir yang kami miliki, ada sekitar 15ribu pekerja yang belum tersertifikasi. Sedangkan jumlah yang sudah ikut program sertifikasi baru sepuluh persen dari jumlah yang belum," kata Rasidin.(MC Riau/rat)
Sumber : www.riau.go.id