Volume Solar Bersubsidi Tahun 2016 Ditetapkan 16-18 Juta KL
- Details
- Published: Sunday, 17 January 2016 03:55
- Written by Super User
JAKARTA - Pemerintah dan Komisi VII DPR, Rabu (24/6), menyepakati volume Solar bersubsidi tahun 2016 berkisar antara 16 juta KL hingga 18 juta KL. Angka ini lebih tinggi dibanding usulan Pemerintah yaitu 16,82 juta KL hingga 17,22 juta KL. Kesepakatan diambil dalam Rapat Kerja mengenai Asumsi Makro RAPBN 2016 yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VII DPR Tamsil Linrungi dan dihadiri Menteri ESDM Sudirman Said, Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja, Dirjen Kelistrikan Jarman dan Dirjen EBTKE Rida Mulyana.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, usulan volume Solar bersubsidi tersebut telah memperhitungkan kuota bagi nelayan dan pertumbuhan konsumsi Solar sebesar 5-7,5%. Mengenai usulan volume Solar bersubsidi tahun 2016 yang tidak jauh berbeda dengan, 2015, paparnya, karena prognosa realisasi pemakaian Solar dari Januari hingga Desember 2015 diperkirakan mengalami penurunan sebesar 0,23 juta KL dari hasil pengurangan konsumsi kapal nelayan 30 GT serta berkurangnya penyelundupan. "Penyelundupan Solar juga berkurang karena disparitas harganya kecil," tambah Sudirman.
Rapat juga menyepakati volume LPG tabung 3 kg antara 6,5 juta MT hingga 6,65 juta MT. Sebelumnya, Pemerintah mengusulkan volume LPG tabung 3 kg sebesar 6,602 juta MT. Kesepakatan volume LPG bersubsidi ini dengan catatan tidak ada kenaikan harga LPG tabung ukuran 12 kg. Selain itu, Komisi VII DPR juga memperhitungkan apabila ada tambahan daerah yang terkonversi.
Komisi VII DPR juga meminta Pemerintah melakukan pengawasan penggunaan LPG tabung ukuran tabung 3 kg, seperti melakukan sistem distribusi tertutup. Menjawab hal itu, Menteri ESDM mengatakan, fokus konversi BBM ke LPG ke wilayah Indonesia bagian Timur untuk tahun 2016, yaitu Sumbawa, Maluku dan Sulawesi. Sementara untuk mengendalikan penggunaan LPG bersubsidi, Pemerintah mengupayakan sistem single platform di mana subsidi tidak diberikan ke produk tetapi langsung ke masyarakat. Untuk tahun ini, uji coba akan dilakukan di Batam, Bali dan Tarakan.
Untuk subsidi LGV, ditetapkan sebesar Rp 1.500 per liter untuk transportasi jalan yang digunakan untuk seluruh kendaraan bermotor. Volume LGV tahun 2016 diperkirakan sebesar 4.294 KL. Sementara volume minyak tanah bersubsidi tahun 2016 ditetapkan sebesar 0,7 juta KL. (TW)