Rangkaian Kegiatan Kemerdekaan RI Ke 71 Dinas ESDM Prov.Riau

PEKANBARU - Pada Rabu tanggal 17 Agustus 2016 sekitar pukul 07.00 WIB Seluruh Pimpinan dan Pegawai Dinas ESDM Prov. Riau mengadakan Upacara Kemerdekaan RI ke 71 yang bertemakan "Indonesia Kerja Nyata" di Halaman Depan Kantor ESDM Prov. Riau. Sedangkan pada Kamis, 18 Agustus 2016 diadakan berbagai perlombaan untuk memeriahkan Perayaan Kemerdekaan RI ke 71 yang diikuti oleh Pegawai dan Persatuan Darma Wanita Dinas ESDM Prov. Riau []

Image title

 

Image title

 

Beralih Ke Renewable Energy Adalah Kemutlakan

Saat ini masyarakat dunia tidak terkecuali Indonesia mengurangi konsumsi energy yang bersumber dari fosil seperti minyak dan batubara. Semakin sulit dan sedikitnya cadangan energy berbasisi fosil dan dampak polutan yang dihasilkan pada akhirnya menyadarkan masyarakat dunia untuk mulai memanfaatkan energy terbarukan sebagai sumber energy yang lebih ramah lingkungan.

Energy berbasis fosil selain semakin lama cadangannya semakin sulit didapatkan juga memberi dampak bagi lingkungan yang kurang baik (polusi). Minyak dan batubara juga merupakan bagian dari dirty energy in the world.  “Hidup ini bukan hanya memenuhi apa yang ada, hidup kita juga harus berada di lingkungan yang bersih, maka tentu pada akhirnya kita akan bicara environment,” ujar Wakil Presiden Republik Indonesia Yusuf Kalla, kemarin di acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016, Rabu (10/8).

Jusuf Kalla menambahkan, pemakaian sumber-sumber energy berbasis fosil yang membawa polutan, telah memberi dampak buruk bagi masyarakat di berbagai negara. Dan banyak negara yang berencana dalam beberapa tahun mendatang akan menutup pembangkit-pembangkit listrik yang tidak ramah lingkungan. Hal ini menurut Jusuf Kalla menunjukkan, beralihnya ke renewable energy adalah sebuah kemutlakan demi kehidupan yang sehat dan harga yang lebih murah.

Jusuf Kalla mengatakan, jika berbicara mengenai renewable energy, Indonesia dikarunia sumber-sumber renewable energy yang berlimpah seperti, potensi geothermal yang mencapai 30.000 MW atau lebih dari 40% dari potensi dunia. “ Panasbumi yang sudah dimanfaatkan hanya 1,5 GW. Kalau rencana 10 mendatang berencana menghasilkan listrik dari panasbumi sebesar 7.000 MW, maka masih tersedia 70% yang siap untuk dikelola pada masa-masa mendatang,” ujar Jusuf Kalla.

“Pembangunan pembangkit listrik panasbumi (PLTP) merupakan salah satu pembangunan yang tingkat konstruksinya mahal dibandingkan pembangunan pembangkit lain. Namun PLTP memiliki sustainability yang terjaga dan untuk itu lingkungan hutan disekitarnya harus dijaga,” tambah Jusuf Kalla.

Selanjutnya Jusuf Kalla berharap, Kita ingin menjadi negara maju tapi bersih dengan menggunakan energy bersih dan ramah lingkungan sehari hari. “Saya berharap pengembangan geothermal dapat menjadi bagian dari kegiatan prioritas,” tutup Jusuf Kalla. (SF)

Sumber : esdm.go.id

Tiga Terobosan Pengembangan Panasbumi

Lokasi Indonesia yang berada di ”ring of fire” dunia dengan banyaknya gunung api disamping memberikan dampak yang berbahaya juga memberikan anugerah akan tersedianya energi yang ramah lingkungan yaitu panas bumi. Potensi panasbumi yang dimiliki Indonesia merupakan yang terbesar didunia lebih 40% lebih potensi panasbumi dunia diyakini berada di Indonesia, namun demikian pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan ini masih sangat minim yakni hanya 1.493,5 MW atau 5% dari potensi yang ada sebesar 29.000 MW.

Untuk meningkatkan pengembangan panasbumi di Indonesia, pemerintah telah menyiapkan tiga terobosan yaitu, pertama penugasan panasbumi pada BUMN dan BLU. Penugasan ini dijelaskan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar bertujuan agar wilayah kerja panasbumi (WKP) dapat segera dikembangkan dari sejak tahap eksplorasi sampai dengan pemanfaatannya, Rabu (10/8).

Terobosan kedua yakni, penyusunan kebijakan harga listrik panasbumi dengan skema Feed in tariff atau FIT atau fix price skema ini dapat mengakomodasi PLTP dengan kapasitas 5 hingga 220 MW. Tariff ini akan diberikan kepada pengembang tanpa negosiasi harga dan dapat mengakomodir kondisi WKP secara side specific. Dan terobosan ketiga, penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi pemerintah membuka peluang bagi pengembang untuk mendapatkan penugasan survei pendahuluan survei panasbumi sekaligus melakukan eksplorasi. “Pengembang mendapatkan keistimewaan dalam tahap lelang maupun mekanisme pelelangan wilayah kerja hasil penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi,” lanjut Arcandra.

"Kami harapkan semua pihak dapat bahu membahu dalam penegmbangan panasbumi, karena untuk mencapai target yang sudah ditetapkan pemerintah tentunya membutuhkan dukungan dari semua pihak terutama karena pengembangan panasbumi ini adalah untuk kepentingan kita bersama,” lanjut Arcandra.

Wilayah Indonesia terletak pada lajur sabuk gunungapi aktif mempunyai potensi panas bumi yang besar yang tersebar sepanjang lajur Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Busur Banda hingga Sulawesi Utara, dan lajur Halmahera. Pada kawasan ini telah diketahui sebanyak 276 titik potensi panas bumi dengan total potensi sebesar 29.038 MW. Dari total panasbumi tersebut, hingga saat ini baru dimanfaatkan sebesar 1.494 MW atau sekitar 5% dari total potensi. (SF)

Sumber : esdm.go.id

Templates Joomla 3.3 BIGtheme.net