Energi Sebagai Jendela Menuju Peradaban
- Details
- Published: Monday, 25 July 2016 04:46
- Written by Yogi Kurnia Siregar
Kecukupan energi membuat orang memiliki akses yang baik terhadap kesehatan, pendidikan, taraf hidup dan berbagai aspek lainnya yang memudahkan hidup. Karena itu, Pemerintahan Joko Widodo-JUsuf Kalla sejak awal fokus pada reformasi di sektor energi.
“Ada berbagai aspek yang kita kerjakan yang jangka pendek sifatnya adalah bagaimana mencukupi dalam waktu secepat-cepatnya dan melakukan efisiensi rantai pasokan, tetapi ada pula yang sifatnya jangka panjang,” ucap Sudirman Said pada Indonesia Launch of WEO 2016 International Energy Agency (IEA) di Jakarta, Selasa (19/7).
Tiga aspek jangka panjang dalam reformasi sektor energi adalah pertama,melakukan perubahan fundamental dari sisi pengelolaan subsidi di mana subsidi digeser ke sektor yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan membantu masyarakat miskin.
“Pencabutan subsidi pada sisi energi menjadikan harga energi jadi deal. Dan itu akan mendorong efisiensi energi dan efisiensi ekonomi, sehingga ekonomi kita mendapatkan satu real price atau harga yang nyata dan mendorong tindakan-tindakan lebih efisien,” tambah Sudirman.
Aspek kedua, revolusi dari ketergantungan energi fosil dengan mengembangkan energy baru dan terbarukan. Ditargetkan dalam 10 tahun mendatang, porsi energy mix meningkat dari 6% menjadi 25%.
Ketiga, mendorong energi efisiensi atau konservasi energi.
Lebih lanjut Sudirman mengatakan, ketiga aspek ini pada waktunya akan mendorong kualitas hidup dan selaras dengan tema International Energi Agency (IEA) “Energy and Air Pollution”. “Bagaimana kualitas udara itu bagian dari kualitas hidup, maka revolusi menuju green energi menuju energi renewable akan menjadi bersih,” tambahnya.
Dalam menjalankan aspek tersebut, kata dia, diperlukan konsistensi karena hasilnya baru akan dinikmati dalam jangka panjang. Karena itu, program Indonesia Terang dan Dana Ketahanan Energi terus didorong supaya dalam jangka panjang Indonesia dapat memiliki energi yang cukup, mudah diakses dan terjangkau seluruh masyarakat. “Tidak sekedar penerangan, tapi juga aspek-aspek yang kaitannya dengan peradaban, kesejahteraan, kualitas manusia di Indonesia, kesehatan, pendidikan, akses ekonomi dan yang membuat bangsa kita lebih dihargai lagi terhadap bangsa lain,” tutup Sudirman. (AN)
Sumber : migas.esdm.go.id