- Details
-
Published: Wednesday, 05 October 2016 04:59
-
Written by Admin Setting
Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, dari hasil perhitungan Formula ICP, harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan September 2016 mengalami peningkatan dibandingkan bulan Agustus 2016. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada bulan September 2016 mencapai US$ 42,17 per barel, naik US$ 1,06 per barel dari US$ 41,11 per barel pada bulan Agustus 2016.
Sementara harga SLC/Minas pada bulan September 2016 mencapai US$ 43,08 per barel, naik sebesar US$ 1,33 per barel dari US$ 41,75 per barel pada bulan Agustus 2016.
Lebih lanjut Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan September 2016 dibandingkan bulan Agustus 2016 mengalami perubahan yang variatif, sebagai berikut:
1. WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,43 per barel dari US$ 44,80 per barel menjadi US$ 45,23 per barel.
2. Brent (ICE) turun sebesar US$ 0,04 per barel dari US$ 47,16 per barel menjadi US$ 47,12 per barel.
3. Basket OPEC turun sebesar US$ 0,30 per barel dari US$ 43,10 per barel menjadi US$ 42.80 per barel.
Faktor-faktor yang memperkuat harga minyak selama September yaitu berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) di bulan September 2016, pasokan minyak mentah dari Non-OPEC di bulan Agustus 2016 mengalami penurunan sebesar 0,32 juta barel per hari dibandingkan pasokan pada bulan Juli 2016.
Selain itu, berdasarkan laporan OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) di bulan September 2016:
- Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2016 naik sebesar 0,01 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
- Produksi minyak mentah OPEC di bulan Agustus 2016 turun sebesar 0,02 juta barel per hari dibandingkan produksi minyak mentah di bulan Juli 2016.
Faktor lainnya adalah berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration) –USA, tingkat stok minyak mentah dan gasoline AS selama bulan September 2016 mengalami penurunan dibandingkan dengan stok di bulan Agustus 2016:
- Stok minyak mentah turun 23,2 juta barrel menjadi sebesar 502,7 juta barel.
- Stok gasoline turun 4,8 juta barrel menjadi sebesar 227,2 juta barel.
Dalam pertemuan tanggal 28 September 2016, negara-negara OPEC sepakat untuk membatasi produksi sebesar 32,5 juta barel per hari, melemahnya nilai tukar Dollar AS dibandingkan mata uang dunia lainnya dan untuk kawasan Asia Pasifik, IEA di bulan September 2016 melaporkan bahwa permintaan produk minyak mentah Jepang di bulan Juli 2016 mengalami peningkatan menjadi sebesar 2,4 juta barel per hari.
Sedangkan faktor-faktor yang memperlemah harga minyak September yaitu berdasarkan laporan IEA di bulan September 2016:
- Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2016 turun sebesar 0,1 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
- Produksi minyak mentah OPEC di bulan Agustus 2016 naik sebesar 0,02 juta barel per hari dibandingkan produksi minyak mentah di bulan Juli 2016.
- Stok minyak mentah Negara OECD di bulan Juli 2016 meningkat sebesar 3,5 juta barel per hari.
Selain itu, berdasarkan laporan EIA, tingkat stok distillate AS selama bulan September 2016 naik 8,3 juta barel dibandingkan dengan bulan Agustus 2016. Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah rig di kawasan Amerika Utara pada bulan September 2016 meningkat 12 rig dibandingkan bulan Agustus 2016.
Terakhir, untuk kawasan Asia Pasifik, IEA di bulan September 2016 melaporkan bahwa permintaan produk minyak mentah Korea Selatan di bulan Juli 2016 mengalami penurunan menjadi sebesar 2,4 juta barel per hari. (TW)
Sumber : esdm.go.id
- Details
-
Published: Tuesday, 04 October 2016 08:54
-
Written by Admin Setting
Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Seminar dan Pameran Hari Listrik Nasional (HLN) Ke-71 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (28/9). Acara seminar dan pameran yang akan dilaksanakan hingga Jumat (30/9) tersebut diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Listrik Nasional yang akan diperingati pada 27 Oktober 2016 mendatang. Turut hadir dalam acara tersebut Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman, serta Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir.
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla melihat bahwa listrik telah menjadi kebutuhan dasar yang keempat. Untuk itu membangun infrastruktur kelistrikan menurutnya bukan semata-mata hanya masalah peningkatkan prosentase elektrifikasi semata namun berkaitan dengan keberlanjutan sumber energinya. Karena listrik sudah menjadi kebutuhan dasar, maka para pihak yang memenuhi kebutuhan listrik harus melaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Selain itu penyedia kebutuhan listrik harus dapat mewujudkan Catur Cita Ketenagalistrikan yang terdiri dari kecukupan, kompetitif, berkelanjutan dan merata. “Karena listrik sudah menjadi pendukung kehidupan dasar maka tentu juga menjadi prioritas dasar maka kita harus menjaga jumlahnya, kualitasnya, dan juga kesinambungannya,” jelasnya.
Jusuf Kalla kembali mengingatkan masyarakat untuk menghemat penggunaan listrik sehari-hari. Hal itu perlu dilakukan untuk menekan angka subsidi energi yang diberikan negara. JK berharap tidak mengulangi kesalahan masa lalu, dimana pada tahun 2014 subsidi listrik mencapai Rp 100 triliun dari total Rp 390 subsidi yang didisitribusi negara. “Padahal dengan Rp 100 triliun kita bisa bangun 10 ribu megawatt listrik. Jadi ongkos keterlambatan adalah larinya ke subsidi,” kata Wapres. Hemat energi menurutnya dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana, yaitu mematikan peralatan listrik jika keluar ruangan serta mengenakan pakaian yang tidak membuat gerah di suhu tropis. Menurutnya, pakaian batik merupakan pakaian yang tepat untuk dikenakan masyarakat Indonesia, sebab dibandingkan mengenakan jas di acara-acara resmi, suhu udara tidak perlu dingin namun bisa sesuai suhu ruangan standard yaitu 25 derajat celcius.
Usai membuka acara, Jusuf Kalla mengunjungi berbagai stan dari peserta pameran salah satunya booth Kementerian ESDM yang diikuti oleh Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen EBTKE, Badan Litbang ESDM, serta Badan Pengembangan SDM Kementerian ESDM. Dalam kunjungannya tersebut, Jusuf Kalla mendapat penjelasan dari Dirjen Ketenagalistrikan terkait progres pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW serta langkah-langkah yang dilakukan pemeritah untuk mensukseskan program prioritas nasional tersebut.
Menurut Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Supangkat Iwan Santoso, acara seminar dan pameran ini diikuti oleh pelaku usaha di bidang ketenagalistrikan dan para pemangku kepentingan yang terdiri dari perusahaan pengembang ketenagalistrikan (IPP), industri komponen ketenagalistrikan, kontraktor, pemerintah, perguruan tinggi, dan asosiasi di bidang ketenagalistrikan. (PSJ)
Sumber : djk.esdm.go.id
- Details
-
Published: Tuesday, 04 October 2016 08:52
-
Written by Admin Setting
Pembangunan infrastruktur listrik dalam negeri harus didukung oleh teknologi dan industri penunjang lokal.
Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutan pembukaConference Of The 71 "National Electricity Day 2016" di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu, 28 September 2016.
"Saya tidak ingin bergantung terus pada Jerman, Amerika, Jepang, dan China, sudah waktunya bukan hanya memikirkan namun juga menjalankan lokal content yang baik dan kompetitif, ada rencana jangka panjang yang jelas, konsisten, jangan beda orang beda kebijakan, "kata dia.
Berdasarkan data PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) dalam program ketenagalistrikan 35.000 megawatt (MW) secara keseluruhan target penggunaan kandungan dalam negeri lebih dari 40 persen dari seluruh pembangunan jaringan distribusi, transmisi dan gardu induk.
Program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW memiliki dimensi yang luas bagi pengembangan perekonomian nasional. Selain mendorong pertumbuhan industri dan kesejahteraan masyarakat, program ini juga memberikan multiplier effect bagi pelaku usaha yang terlibat saat pembangunannya. Hal ini sesuai dengan gagasan awal program 35.000 MW demi kesejahteraan nasional.
Sumber : ebtke.esdm.go.id
- Details
-
Published: Tuesday, 04 October 2016 08:50
-
Written by Admin Setting
Nelayan kecil di Tuban, Jawa Timur, sangat gembira memperoleh bantuan konverter kit dan 2 tabung LPG 3 kg dari Pemerintah, sebagai bagian dari diversifikasi energi dan peningkatan pemanfaatan bahan bakar gas. Dengan menggunakan LPG, para nelayan dapat berhemat 50%.
Mewakili Pemerintah Daerah Tuban dan para nelayan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tuban, Sunarto, Jumat (23/9), mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah dengan pemberian konverter kit kepada 330 nelayan di daerahnya. Dikatakan, para nelayan telah melakukan uji coba menggunakan konverter kit dan LPG 3 kg dan hasilnya, mereka mampu menghemat biaya bahan bakar kurang lebih 50%. "Menekan cost-nya hampir 1 banding 2, bisa dibilang mereka menghemat kurang lebih 50% dalam pembelian bahan bakar saat melaut," kata Sunarto.
Lebih lanjut Sunarto mengusulkan agar seluruh nelayan kecil di Tuban mendapatkan konverter kit ini. "Saya mewakili teman-teman nelayan berharap agar semua nelayan yg ada di Tuban ini, yang kurang lebih sekitar 1000 nelayan kecil bisa mendapatkannya, " ujarnya.
Sesditjen Kementerian ESDM Susyanto yang hadir dalam penyerahan konverter kit kepada nelayan Tuban mengatakan, untuk ke depan, Pemerintah akan secara masif membagikan konverter kit untuk nelayan di seluruh Indonesia. "Tentu yang disampaikan Bapak Kepala Dinas akan menjadi evaluasi kita bersama. Nantinya giliran kembali ke Tuban, semoga tidak lama lagi. Kami akan programkan untuk yang lain, untuk nelayan kecil yang belum mendapatkan konverter kit di wilayah Tuban," tambah Susyanto.
Pembagian konverter kit untuk nelayan di Tuban berlangsung dari tanggal 16 hingga 26 September 2016. Paket yang terdiri dari konverter kit dan 2 tabung LPG 3 kg ini, diberikan kepada 330 nelayan yang memiliki perahu dengan kapasitas di bawah 5 GT. Nelayan penerima berasal dari Kecamatan Palang, Tuban dan Jenu.
Selain Tuban dan Cirebon, tahun ini Pemerintah membagikan konverter kit kepada nelayan di daerah lain seperti Jakarta, Cilacap dan Sukabumi. Total konverter kit yang dibagikan adalah 5.473 unit. Sedangkan untuk tahun 2017, direncanakan akan dibagikan konverter kit sebanyak 28.400 unit. (DK)
Sumber : migas.esdm.go.id